Nama : SMAN 1 NGORO
NPSN : 20502725
Alamat : JL. CANDI JOLOTUNDO
Kode Pos : 61385
Desa/Kelurahan : Kutogirang
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Ngoro
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Mojokerto
Pusat Informasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Ngoro
Nama : SMAN 1 NGORO
NPSN : 20502725
Alamat : JL. CANDI JOLOTUNDO
Kode Pos : 61385
Desa/Kelurahan : Kutogirang
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Ngoro
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Mojokerto
Apa Peran Seorang Konselor?
Peran utama konselor di sekolah adalah
memberikan layanan konseling, konsultasi, dan koordinasi (Shertzer & Stone,
1981). Sementara itu, Barruth dan Robinson (1987) serta Gibson dan Mitchell
(1995) mengemukakan beberapa peran utama konselor di sekolah, yakni sebagai
konselor, konsultan, koordinator, agen perubahan, assessor, pengembang karier,
dan agen pencegahan. Berikut adalah deskripsi singkat masing-masing peran
tersebut.
Konselor sebagai
terapis atau pewawancara berarti bahwa usaha membantu (menyembuhkan orang lain
dilakukan konselor melalui suatu proses wawancara konseling. Inilah mengapa ada
beberapa orang yang menyatakan bahwa konseling merupakan jantung dari bimbingan
sehingga ketidakmampuan konselor melakukan proses konseling akan menghilangkan
ciri khas atau keunggulan dari profesi bimbingan dan konseling.
Oleh karena itu,
pemaknaan konseling sebagai suatu layanan bagi siapapun yang mencari bantuan
dari individu terlatih secara profesional (konselor/guru pembimbing) dan
layanan yang dapat diberikan kepada individu atau kelompok dengan cara
mengarahkan konseli untuk memahami dan menghadapi situasi kehidupan nyata
adalah peranan kunci bagi konselor profesional di semua setting layanan. Dalam setting
sekolah, kemampuan guru pembimbing untuk melaksanakan kegiatan konseling secara
profesional tidak dapat ditawar. Kompete untuk melaksanakan konseling secara
singkat, tetapi efektif sangat diperlukan (Line, 2006:57)
Peran kedua yang
harus dilakukan oleh seorang konselor/guru pembimbing adalah sebagai konsultan.
Untuk dapat dipercaya sebagai seorang konsultan yang baik tidaklah mudah karena
tidak sembarang orang mampu melakukannya. Oleh karena itu, tidak sembarang
orang diperbolehkan melaksanakan tugas dan peran konselor sebagai konsultan.
Menurut Dinkmeyer dan Carlson (2006:24), ada beberapa karakteristik dan
kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang konsultan, yaitu: 1) bersikap
empati dan memahami bagaimana orang lain merasa dan mengalami dunianya: 2)
mampu berhubungan dengan peserta didik dan guru (orang dewasa lainnya) dalam
suatu hubungan yang bertujuan/bermakna; 3) sensitif terhadap kebutuhan orang
lain; 4) menyadari adanya dinamika psikologis, motivasi, dan tujuan dari
tingkah laku manusia: 5) memahami dinamika kelompok dan kebermaknaannya bagi
pelaksanaan pendidikan; 6) mampu membangun hubungan yang ditandai dengan saling
memercayai dan saling menghormati: 7) mampu mempertanggungjawabkan
masalah-masalah penting: 8) mampu. menetapkan penting tidaknya suatu hal dan
persyaratan bagi suatu hubungan yang menolong: 9) Mampu memberikan inspirasi
bagi sejumlah tingkat kepemimpinan
Peran sebagai
agen perubahan bermakna bahwa keseluruhan lingkungan konseli harus dapat
berfungsi sehingga dapat memengaruhi kesehatan mental konseli agar menjadi
lebih baik dan dapat digunakan konselor untuk memperkuat atau meningkatkan
keberfungsian konseli. Dalam hubungan ini, maka diperlukan keahlian untuk memahami
sistem lingkungan dan sosial. Ketrampilan tersebut kemudian dikembangkan untuk
merencanakan dan menerapkan perubahan dalam lembaga, masyarakat, atau sistem
tertentu.
Untuk dapat
melaksanakan peran sebagai agen perubahan, guru pembimbing harus menjalin
hubungan dan kerja sama yang baik dengan guru, orang tua, kepala sekolah,
komite sekolah, dan masyarakat sekitar.
Sebagai agen
pencegahan, guru pembimbing berperan untuk mencegah perkembangan yang salah
dan/atau mencegah terjadinya masalah. Peranan sebagai agen pencegah dapat
dilakukan melalui kegiatan/program yang bersifat antisipatif (minimal
usaha-usaha yang bersifat preventif) misalnya layanan informasi, penempatan,
dan penyaluran. Oleh karena itu, keterampilan mengembangkan program yang dapat
memfasilitasi perkembangan dan kebutuhan peserta didik sangat diperlukan.
Penekanan dilakukan terutama dengan memberikan strategi dan pelatihan
pendidikan sebagai cara untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan interpersonal.
Untuk Itu, guru pembimbing membutuhkan pemahaman dan keahlian tentang dinamika
kelompok perkembangan normal manusia, psikologi belajar, teknologi
pembelajaran, dan sebagainya
Konselor selalu
memiliki peran sebagai seorang koordinator. Sehubungan dengan itu, konselor
harus sanggup menangani berbagai segi program pelayanan yang memiliki ragam
variasi pengharapan dan peran yang beragam seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya. Untuk itu, konselor perlu memiliki keahlian dalam perencanaan
program, penilaian kebutuhan, strategy evaluasi program. penetapan tujuan,
pembiayaan, dan pembuatan keputusan.
Konselor sekolah
juga memiliki peran sebagai agen orientasi. Sebagai fasilitator perkembangan
manusia, para konselor sekolah perlu mengakui pentingnya orientasi peserta
didik terhadap tujuan dan lingkungan sekolahnya.
Konselor sekolah
juga memiliki peran sebagai assessor, yakni melakukan penilaian kepada peserta
didik berdasarkan data hasil tes maupun non-tes. Data hasil pengukuran tersebut
diinterpretasikan untuk memperoleh pemahaman akurat tentang konseli beserta
dengan potensi-potensinya, dampak budaya pada perkembangan konseli, dan
pengaruh faktor-faktor lingkungan lain pada perilaku konseli.
Peran lain yang
tak kalah penting bagi konselor sekolah adalah sebagai pengembang karier.
Pentingnya pendidikan di sekolah sebagai landasan pengambilan keputusan peserta
didik menegaskan pentingnya memberikan perhatian pada perkembangan karier
peserta didik.
Dilansir dari Nursalim, Mochamad. (2015). Pengembangan profesi bimbingan dan konseling. Jakarta: Erlangga.
Apa sih bimbingan dan konseling di sekolah?
Bimbingan dan Konseling mungkin tidak asing lagi di telinga siswa. Bimbingan dan Konseling terdiri dari dua kata yaitu “bimbingan” dan “konseling”. Kata “bimbingan konseling” berasal dari bahasa inggris “guidance” dan “counseling”. Dalam literatur asing, kata guidance sering disamakan dengan kata helping. Oleh karena itu secara harfiah, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu tindakan menolong atau memberikan bantuan. Bantuan atau pertolongan yang dimaksud bukan berarti memberikan sesuatu yang dibutuhkan, seperti memberi makan individu yang lapar, atau membantu anak menyebrang jalan. Bantuan atau pertolongan yang dimaksud dalam bimbingan adalah memberdayakan individu agar ia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk itu, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberdayakan individu agar dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhannya sendiri dengan cara memberikan pengetahuan- pengetahuan dan membelajarkan nilai- nilai, sikap, dan keterampilan.
Kata konseling, diterjemahkan dalam bahasa Inggris
“counseling”, merupakan suatu bentuk model pendekatan dalam bidang
pelayanan atau intervensi psikologis. Konseling merupakan suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien/
konseli. Definisi tersebut menegaskan bahwa konseling merupakan
hubungan yang bersifat profesional dan pribadi antara konselor dan konseli
dengan maksud mendorong pribadi konseli dan membantu memecahkan masalah yang
sedang dihadapinya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan dan konseling yaitu bantuan yang diberikan untuk mendorong
terjadinya perkembangan yang optimal bagi setiap peserta didik.
Fungsi dan Tujuan BK di Sekolah
Tujuan pelayanan bimbingan di sekolah ialah agar
konseli dapat:
1. Merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan
datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3. Menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan sekolah, masyarakat,
maupun lingkungan kerja.
Beberapa ahli memberikan berbagai fungsi BK yang
berbeda-beda. Sejumlah fungsi BK dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Fungsi pemahaman,
yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman bagi peserta didik tentang
diri dan lingkungannya.
2. Fungsi
pencegahan/preventif, yaitu fungsi BK dalam upaya
mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalahan yang dapat mengganggu,
menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya. Fungsi
pencegahan atau fungsi preventif berkenaan dengan upaya-upaya menghindarkan
peserta didik dari kemungkinan mengalami kesulitan atau hambatan perkembangan.
Berkaitan dengan fungsi ini, bimbingan dan konseling sekolah harus merancang
dan mengembangkan program-program pembentuk kepribadian dan lingkungan belajar
sehingga peserta didik dapat terhindar dari kemungkinan mengalami kesulitan
akademik, pribadi, karier, maupun sosial.
3. Fungsi perbaikan,
yaitu fungsi BK dalam membantu peserta didik mengatasi berbagai permasalahan
yang dihadapi. Fungsi perbaikan sering juga disebut dengan fungsi kuratif,
pengentasan, pemecahan, atau penanggulangan. Keberadaan bimbingan dan konseling
di sekolah diharapkan dapat menjadi komponen yang efektif untuk membantu
peserta didik menangani atau memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapinya,
baik kesulitan yang bersifat pribadi, akademik, sosial, maupun karier.
4. Fungsi pemeliharaan,
yakni fungsi BK untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah menjadi
baik jangan sampai rusak kembali.
5. Fungsi pengembangan,
yaitu fungsi BK dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
peserta didik.
6. Fungsi penyaluran merupakan
fungsi BK dalam membantu peserta didik untuk memilih dan memantapkan penguasaan
karier yang sesuai dengan bakat, minat, keahlian, dan ciri- ciri
kepribadiannya.
7. Fungsi penyesuaian,
yaitu fungsi BK dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan
perkembangannya secara optimal.
8. Fungsi adaptasi,
yaitu fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program
pengajaran dengan minat, kemampuan serta kebutuhan peserta didik
Bimbingan Konseling
sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan adanya kontribusi guru BK dengan personil sekolah lainnya
membantu siswa untuk melakukan tugas perkembangannya dengan baik sehingga siswa
bisa mengaktualisasikan dirinya di lingkungannya.
Hikmawati,
F. (2016). Bimbingan dan konseling. Rajawali Press.
Nursalim, Mochamad. (2015). Pengembangan profesi
bimbingan dan konseling. Jakarta: Erlangga.